Kamis, 08 November 2012

Umat Islam di design sebagai Qudwah bagi semua umat

Umat islam di design oleh Allah sebagai panutan seluruh umat di dunia sebagaimana firman Allah:
kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik. (QS. Ali Imron: 110).
Didalam ayat tersebut di jelaskan bahwa umat islam adalah umat terbaik dan umat panutan seluruh umat, tapi dengan tiga syarat:
Pertama            : beriman kepada Allah
Kedua              : Menyuruh kepada yang ma’ruf
Ketiga               : Mencegah dari yang munkar
Jika ke-tiga syarat tersebut di penuhi, maka umat akan menjadi pemimpin dan panutan di muka bumi. Sejarah telah membuktikan bahwa umat islam lebih dari 7 abad berjaya dan menjadi pusat ilmu pengetahuan di muka bumi. Yang mau belajar agama, politik, iptek dan sebagainya, semuanya di Negara islam.
Setelah masa tujuh abad lamanya berakhir, umat islam di timpa berbagai pemasalahan dan kemunduran yang mengakibatkan keterbelakangan di segala bidang, baik itu ilmu pengetahuan, politik, militer dan sebagainya, yang kesemua itu mengakibatkan hilangnya wibawa umat islam di depan musuh. Padahal Rasulullah telah mengatakan “nusirtu bir ro’bi masirota syahr” yang kira2x artinya saya di bantu oleh Allah dengan rasa takut (di hati musuh) dalam jarak satu bulan. Apa yang menyebabkan kemunduran umat ini? Apa factor yang menyebabkan keluarnya umat dari umat panutan, padahal Allah mendesignnya menjadi qudwah seluruh umat? Kenapa rasa takut terhadap umat islam di cabut oleh Allah dari hati musuh-musuh islam?
Secara umum ada lima paktor yang melatar-belakangi kemunduran umat. Insya Allah kita jelaskan secara singkat.
Pertama           : Umat islam telah meninggalkan Al-Quran
Al Qur’an merupakan pegangan umat islam dan merupakan the way of life, petunjuk ilahi yang di turunkan untuk kebahagiaan umat manusia di dunia dan akhirat. Rasulullah mengatakan bahwa barangsiapa yang menginginkan dunia maka hendaklah dengan Al Quran, barang siapa yang menginginkan akhirat maka dengan alquran dan barang siapa yang menginginkan keduanya maka tentunya dengan alquran. Umat islam hanya akan maju jika mereka berpegang teguh pada Al quran dan akan mundur jika jauh dari Al Qur’an, sejarah telah membuktikannya.
Sekarang ini, dengan populasi umat islam yang berkisar 1.5 Milyar muslim yang mayoritas selain arab, banyak yang tidak bisa membaca al Qur’an, diantara yang bisa membaca qur’an banyak yang tidak memahaminya dan diantara yang faham, banyak yang tidak mengamalkan isi alqur’an itu sendiri. Maka benar apa yang di katakan oleh Umar bin Khattab:” Allah memuliakan kami dengan islam, dan barang siapa yang mencari kemuliaan dengan selain islam maka kehinaan lah yang ia dapatkan”.
Kedua  : Meninggalkan akal
Factor kedua adalah adanya gerakan yang menyerukan untuk meninggalkan akal. Bahkan tidak malu-malu mengatakan:”barang siapa yang mempergunakan akalnya maka ia akan menjadi penghuni neraka”. Ini sangat bertentangan dengan islam, karena islam menyuruh kita untuk selalu berfikir. Banyak ayat yang berbunyi : apakah kamu tidak berfikir, apakah kamu tidak memahami dan lain sebagainya. Imam Sya’rawi didalam tafsirnya mengatakan bahwa Allah memberikan kepada manusia dua macam ayat-ayat. Yang pertama adalah ayat-ayat tertulis yaitu alquran, yang kedua adalah ayat-ayat tidak tertulis itulah alam semesta. Bahkan ketika ayat yang artinya :” sesungguhnya didalam penciptaan langit dan bumi serta pergantian siang dan malam adalah ayat-ayat (tanda-tanda) bagi orang-orang yang berfikir” rasulullah mengatakan:” celaka orang yang membaca ayat ini kemudian tidak berfikir, celakalah ia, celaka lah ia”. Maka jika ingin maju dan menjadi umat panutan maka harus lah mempergunakan akal kita untuk berfikir, dan ingat akal tidak akan pernah bertentangan dengan alquran, jika kelihatan bertentangan ketahuilah bahwa akalnya yang tidak beres dan perlu di luruskan, karena Allah lah yang menciptakan akal dan Dia pula yang menurunkan alquran dan Ia pula yang mengatakan bahwa tidak ada pertentangan di antara keduanya.
Ketiga : Umat islam memisahkan antara ilmu pengetahuan dan agama
Jika kita bertanya pada pelajar-pelajar di Indonesia, apakah biologi, fisika, matematika, astronomi pelajaran agama? Mereka akan menjawab tidak. Kita tidak bisa menyalahkan mereka, karena memang itulah yang di ajarkan kepada mereka sejak di bangku SD. Pelajaran agama yang mereka ketahui hanyalah wudhu, shalat, tayammum, dan mereka tidak tahu bahwa semua apa yang dilangit dan dibumi adalah ilmu agama. Benarkah?
Ketika Allah mengatakan:” Apakah mereka tidak melihat bagaimana onta di ciptakan, dan langit bagaimana ia di tinggikan?”, “Dan didalam diri kamu, apakah kamu tidak berfikir?”. Dan banyak lagi ayat yang lain. Kita lihat yang pertama, tentang penciptaan onta, Allah tidak menjelaskan bagaimana ia diciptakan tetapi Allah menyuruh kita untuk mengamati dan mengadakan penelitian, ini masuk dalam bidang ilmu biologi. Yang kedua tentang langit bagaimana ia ditinggikan, ini bidang Astronomi, dan yang seterusnya tentang diri kita juga bidang biologi dan masih banyak lagi. Bahkan kita sudah sebutkan tadi bahwa semua yang ada dialam semesta adalah ayat-ayat ilahi. Pemisahan antara agama dan ilmu inilah yang menjadi salah satu faktor kemunduran umat.

Keempat           : Umat islam terjebak dalam ritual ibadah tanpa ada effect pada diri dan lingkungan
Banyak diantara umat islam yang terjebak dalam ibadah yang hanya sekedar ritual belaka. Shalat hanya sekedar ruku’ , sujud tanpa memiliki pengaruh sama sekali, padahal Allah mengatakan bahwa shalat mencegah perbuatan keji dan munkar. Puasa hanya sekedar menahan lapar dah haus, haji malah sekedar jalan-jalan, padahal ulama-ulama kita mengatakan bahwa pertanda puasa seseorang di terima Allah adalah perubahan pada diri yang puasa. Ia menjadi lebih baik dari sebelum puasa, dan dia lebih baik dari sebelum haji. Sekarang mari kita lihat, jama’ah haji dari indonesia setiap tahunnya lebih dari 200.000 orang. Mana pengaruh 200 ribu orang tersebut dalam diri mereka dan dalam kehidupan bermasyarakat? Yang shalat jutaan orang, mana pengaruhnya? Begitu juga dengan puasa dan ibadah2x lainnya. Ibadah bukanlah sekedar ritual saja, tetapi setiap ibadah memiliki hikmah tersendiri berbermanfaat bagi kita secara pribadi dan umat serta dunia secara umum.
Kelima             : Ternyata banyak diatara umat islam yang menyembah lebih dari satu tuhan.
Rasulullah SAW memberitahukan kita bahwa keterbelakangan dan kekalahan umat islam disebabkan satu penyakit yaitu penyakit wahn, sahabat bertanya:”wahai rasulullah, apa itu penyakit wahn?” Rasulullah menjawab:” Cinta dunia dan takut mati”.
Penyakit ini keliahatannya sedang merajalela di tubuh umat islam. Ada yang dari bangun tidur hingga tidur lagi pikirannya hanya satu, Harta. Ada yang pikirannya hanya jabatan, jabatan yang dulu di tolak dan di jauhi umat sekarang menjadi ladang untuk berlomba-lomba dengan beribu-ribu cara, tidak perduli halal atau haram. Yang akibatnya umat pecah, partai islam dengan partai lain ribut, bahkan yang lebih menyedihkan ketika perselisihan itu terjadi di baitullah (mesjid) antara takmir yang satu dengan lainnya.
Ketika harta dan jabataan (dunia) yang di pikirkan sejak bangun hingga bangun lagi, yakinlah bahwa ia telah menyembah tuhan yang baru yaitu harta, jabatan dan lain sebagainya. Bagaimana umat islam akan menang jika tuhan yang disembah berbeda-beda. Allah hanya akan menurunkan bantuan jika kita hanya menyebah Allah semata. Didalam surat Al Fatihah Allah berfirman :”Iyyaka na’budu wa iyyaka nas ta’in” (hanya kepadamulah kami menyembah dan kepadamulah kami minta pertolongan). Pertolongan hanya akan turun jika kita hanya menyembah Allah kemudian berusaha dan berdoa.
Sebenarnya dengan mengobati penyakit wahn tadi umat islam bisa maju dan kuat. Jika penyebab kemunduruan kita adalah karena cinta dunia dan takut mati, maka kemenangan kita adalah ketika benci dunia dan tidak takut mati.
Itulah lima faktor yang melatar belakangi (menurut penulis) kemunduran umat islam di segala bidang. Sekarang lah saatnya untuk membenahi diri mengadakan evaluasi demi masa yang akan datang. Sekarang bukan saatnya saling menyalahkan, saling curiga, rakyat menyalahkan pemerintah, pemerintah menyalahkan rakyat, tetapi sekarang saatnya untuk berbuat sesuai dengan kemampuan masing-masing. Saatnya kita berkorban. Ingat Allah telah berjanji bahwa jika umat islam berjalan di atas rel yang telah Allah tentukan maka, jika seandainya timur dan barat bersatu untuk menghancurkan islam maka tidak akan ada yang bisa. Mudah-mudahan Allah menyatukan hati kita semua, dan mudah-mudahan umat islam bersatu dalam menuntas kebathilan. Wallohua’lam

0 komentar:

Posting Komentar