virus merah jambu ini sangat sering menyerang sebagian besar aktivis dakwah tidak terkecuali bagi siapapun, baik yang lama ataupun yang baru bergabung.
Lalu, bagaimana mengobatinya?
Sebagai seorang muslim maka sudah selayaknya kita mengawali upaya untuk menjauhi VMJ ini dengan mendekatkan diri kepada Allah dengan berdoa tentunya kemudian berusaha dan bertawakkal. Sebagaimana dalam rumus fisika disebutkan W = F x s
W = besarnya usaha, dalam hal yang kita bicarakan ini adalah besarnya
usaha yang ingin kita capai yaitu sembuh dari VMJ
F = besarnya gaya yang dilakukan, dalam hal ini maksudnya adalah besarnya gaya yang kita lakukan (usaha dan doa)
s = jarak (sejauh mana perpindahan benda tersebut dalam satuan meter), dalam hal ini maksudnya sejauh mana
persiapan dan pelaksanaan dari usaha dan doa tersebut
Jadi, kalau ingin usaha kita menghasilkan sesuatu yang besar atau hasil yang maksimal maka besarnya gaya yang kita lakukan berupa usaha dan doa itu harus ada dan ditambah lagi dengan sejauh mana kita melakukan usaha dan doa tersebut.
Jangan pernah berharap mendapatkan hasil yang besar atau maksimal kalau kita tidak pernah berdoa juga tidak ada usaha untuk
mewujudkan hal tersebut itu sangat mustahil. Atau mungkin usaha dan doa ada tapi kita melakukan cuma sesekali saja kemudian
kita berharap seketika itu juga hal tersebut akan terwujud padahal itu butuh jauhnya persiapan (maksudnya persiapan yang matang)
tidak tergesa-gesa dalam berdoa dan mematuhi adab-adabnya juga adanya kesungguhan melakukan usaha tersebut.
VMJ itu sebetulnya merupakan munculnya perasaan cinta yang tidak pada waktunya. Tidak ada yang masalah dengan cintanya tapi
yang masalah adalah cara menyikapinya. Kadang perasaan seperti ini memunculkan pandangan yang tidak terkontrol terhadap orang
yang dicintai (ada unsur taladzdzudz dalam memandang), terbayang-bayang terus sampai tidak konsentrasi belajar dan bekerja dan yang lebih parahnya
sampai ikhtilath dan khalwat, na'udzubillah tsumma na'udzubillah.
Lalu bagaimana wujud usaha itu?
Kalau doa itu sudah pasti dong? lalu bagaimana usahanya?
Sebagaimana yang kita ketahui bahwa VMJ ini muncul karena seringnya bertemu dan kedekatan fisik. Orang jawa menyebutnya "witing
tresno jalaran soko kulino", jadi kebiasaan bertemu dalam aktivitas di organisasi memunculkan "perasaan ini".
Sedangkan orang arab
mengatakan qurbul wisaad wa thuulus siwaad.
Lalu bagaimana fisika menjawabnya
Dalam rumus fisika disebutkan F = k.Q1.Q2/r2
F = gaya tarik-menarik atau tolak menolak, tapi dalam hal ini kita sebut saja gaya tarik-menarik atau daya tarik dua
orang yang berbeda jenisnya (laki-laki dan wanita)
k = konstanta pembanding, karena ini merupakan tetapan maka sebetulnya agak kurang pas juga kalau dikonversikan ke kehidupan
nyata terkait VMJ ini karena tentu hasilnya nisbi atau relatif tergantung kondisinya. Dalam hal ini kita bisa menyebut konstanta sebagai "lingkungan" karena ia muncul dari pembagian terhadap permitivitas ruang hampa. Jadi lingkungan yang
baik juga sangat mempengaruhi walaupun tidak begitu besar dibanding kemauan yang kuat dari diri sendiri.
Q1&Q2 = muatan partikel atau dalam hal ini kita bisa menyebutnya sebagai potensi atau kelebihan yang dimiliki oleh wanita atau laki-laki dan saya rasa secara umum ini tidak bisa di otak-atik, karena ni merupakan anugerah dari Allah
r = jarak antar Q1 dan Q2
Jadi kesimpulannya jika VMJ itu ingin tidak muncul dalam diri kita maka kita harus memperbesar r, semakin besar atau jauh r-nya maka semakin kecil kemungkinan terjadinya daya tarik-menarik antar lawan jenis. Jadi kalau tidak penting-penting amat,
mending tidak usah mencari-cari kesempatan atau celah untuk berdekat-dekatan atau berinteraksi dengan lawan jenis untuk suatu hal yang sebetulnya tidak terlalu penting.
karena sebagaimana yang disebutkan dalam pepatah arab diatas bahwa kedekatan fisik dan lamanya berinteraksi bisa memunculkan cinta.
Tapi menjauhinya bukan berarti memutuskan tali silaturrahim melainkan meninggalkan sejauh-jauhnya hal-hal yang sebetulnya tidak berguna.
Selain rumus diatas kita juga harus tahu tentang adanya reaksi (berupa cinta itu) karena sebetulnya ada aksi dari diri kita
berupa memandangnya dengan taladzdzudz, mengingat-ingatnya, memberikan perhatian khusus kepadanya, tebar pesona dsb. Karena Tidak mungkin ada asap kalau tidak ada api. Sebagaimana dalam hukum 3 newton disebutkan F aksi = - F reaksi.
Mudah-mudahan tulisan sederhana ini bisa bermanfaat.
Minggu, 27 Januari 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar