“Demi masa, sungguh manusia berada dalam kerugian, kecuali orang – orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasehati untk kebenaran dan saling menasehati untuk kesabaran.”
Damainya hati ketika
membaca dan mencoba memahami isi kandungan dari surat cinta ini. Begitu
singkat namun sarat pelajaran sekaligus tamparan bagi diri pribadi.
Dalam usia yang sudah terbilang tidak remaja lagi, berapa puluh tahun
yang sudah kulalui dengan berbagai kemaksiatan, keburukan, dan hal yang
sia – sia. Berapa banyak bilangan jam yang dihabiskan untuk urusan dunia
tanpa melibatkan sedetikpun Allah dan nilai ibadah didalamnya.
Mencoba
menoleh kebelakang bukan untuk menyesali semua perbuatan yang telah
dilakukan, namun semata untuk berintrospeksi diri terhadap apa – apa
yang sudah saya tuliskan dalam lembaran hidup ini. Malu rasanya ketika
hati ini sadar dan mulai menyadari apa yang sudah dilakukan. Malu pada
tubuh ini karena sedikit sekali diajak untuk kebaikan, bahkan sering
menyeretnya kedalam lembah kenistaan. Malu pada Sang pemberi kehidupan
karena seringnya melupakan kehadiran-Nya dalam hidup padahal tak
sedetikpun Dia melupakan hambanya, terbukti dengan limpahan kucuran
rahmat dan kasih sayang yang senantiasa diberikan pada diri ini walaupun
sebagai balasannya seringkali saya membuatnya kecewa.
Hingga
pada akhirnya Dia menegur saya lewat kesedihan – kesedihan dan
kesulitan yang saya alami. Terima kasih ya Rabb karena Engkau telah
melakukannya. Lewat jalan inilah saya merasa lebih dekat denganmu.
Dengan teguran inilah saya bisa melihat bahwa Engkau hadir dalam setiap
sendi kehidupan kami. Meskipun tertatih dan dalam cinta yang belum
sempurna kepadaMu, hati ini ingin selalu dekat denganmu. Maka
jangan kau cabut kenikmatan ini ya Rabb. Jangan pernah sekalipun Kau
cabut kenikmatan berduaan denganmu sepanjang kehidupanku.
0 komentar:
Posting Komentar