Bagaimana dengan wanita zaman sekarang yang di saat sehat pun dengan rela hati membuka auratnya???
===========
Kecantikan FISIK bukanlah segalanya.
Betapa banyak kecantikan fisik yang justru mengantarkan pemiliknya pada
kemudahan dalam bermaksiat. Maka saudariku, seperti apapun rupamu,
seperti apapun fisikmu, janganlah engkau merasa rendah diri. SYUKURilah
sebagai nikmat Allah yang sangat berharga.CANTIkanLah IMANmu.
CANTIKLanLah HATI dan AKHLAKmu.
Sedangkan jika memang wajahmu
sudah cantik, anggaplah itu bonus dari Allah yg wajib engkau syukuri dan
kau gunakan dengan cara yg ma’ruf.
====================
Dari Atha bin Abi Rabah, ia berkata, Ibnu Abbas berkata padaku, “Maukah aku tunjukkan seorang wanita penghuni surga?”
Aku menjawab, “Ya”.
Ia
berkata, “Wanita hitam itulah yang datang kepada Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam lalu berkata, ‘Aku menderita penyakit ayan (epilepsi)
dan auratku tersingkap (saat penyakitku kambuh). Doakanlah untukku agar
Allah Menyembuhkannya.’
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
berkata, ‘Jika engkau mau, engkau bersabar dan bagimu surga, dan jika
engkau mau, aku akan mendoakanmu agar Allah Menyembuhkanmu.’
Wanita
itu menjawab, ‘Aku pilih bersabar.’ Lalu ia melanjutkan perkataannya,
‘Tatkala penyakit ayan menimpaku, auratku terbuka, doakanlah agar
auratku tidak tersingkap.’
Maka Nabi pun mendoakannya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Betapa
rindunya hati ini kepada surga-Nya yang begitu indah. Yang luasnya
seluas langit dan bumi. Betapa besarnya harapan ini untuk menjadi salah
satu penghuni surga-Nya. Dan subhanallah! Ada seorang wanita yang
berhasil meraih kedudukan mulia tersebut. Bahkan ia dipersaksikan
sebagai salah seorang penghuni surga di kala nafasnya masih dihembuskan.
Sedangkan jantungnya masih berdetak. Kakinya pun masih menapak di
permukaan bumi.
Sebagaimana perkataan Ibnu Abbas kepada muridnya,
Atha bin Abi Rabah, “Maukah aku tunjukkan seorang wanita penghuni
surga?” Aku menjawab, “Ya”. Lalu ibnu Abbas mengatakan sebagaimana
ygtertulis diatas.
Wahai saudariku, tidakkah engkau iri dengan
kedudukan mulia yang berhasil diraih wanita itu? Dan tidakkah engkau
ingin tahu, apakah gerangan amal yang mengantarkannya menjadi seorang
wanita penghuni surga?
Apakah karena ia adalah wanita yang cantik jelita dan berparas elok?
Ataukah karena ia wanita yang berkulit putih bak batu pualam?
Tidak. Bahkan Ibnu Abbas menyebutnya sebagai wanita yang berkulit hitam.
Wanita
hitam itu, yang mungkin tidak ada harganya dalam pandangan masyarakat.
Akan tetapi ia memiliki kedudukan mulia menurut pandangan Allah dan
Rasul-nya.
Inilah bukti bahwa kecantikan fisik bukanlah tolak
ukur kemuliaan seorang wanita. Kecuali kecantikan fisik yang digunakan
dalam koridor yang syar’i. Yaitu yang hanya diperlihatkan kepada
suaminya dan orang-orang yang halal baginya.
Kecantikan iman yang
terpancar dari hatinyalah yang mengantarkan seorang wanita kepada
kedudukan yang mulia. Dengan ketaqwaannya, keimanannya, keindahan
akhlaqnya, amalan-amalan shalihnya, seorang wanita yang buruk rupa di
mata manusia pun akan menjelma menjadi secantik bidadari surga.
Bagaimanakah
dengan wanita zaman sekarang yang sibuk memakai kosmetik ini-itu demi
mendapatkan kulit yang putih tetapi enggan memutihkan hatinya? Mereka
begitu khawatir akan segala hal yang bisa merusak kecantikkannya, tetapi
tak khawatir bila iman dan hatinya yang bersih ternoda oleh noda-noda
hitam kemaksiatan.
Kecantikan fisik bukanlah segalanya. Betapa
banyak kecantikan fisik yang justru mengantarkan pemiliknya pada
kemudahan dalam bermaksiat. Maka saudariku, seperti apapun rupamu,
seperti apapun fisikmu, janganlah engkau merasa rendah diri. Syukurilah
sebagai nikmat Allah yang sangat berharga. Cantikkanlah imanmu.
Cantikkanlah hati dan akhlakmu.
Sedangkan jika memang wajahmu
sudah cantik, anggaplah itu bonus dari Allah yg wajib engkau syukuri dan
kau gunakan dengan cara yg ma’ruf.
Wahai saudariku, wanita hitam
itu menderita penyakit ayan sehingga ia datang kepada Rasulullah dan
meminta beliau agar berdoa kepada Allah untuk kesembuhannya. Seorang
muslim boleh berusaha demi kesembuhan dari penyakit yang dideritanya.
Asalkan cara yang dilakukannya tidak melanggar syariat. Salah satunya
adalah dengan doa. Baik doa yang dipanjatkan sendiri, maupun meminta
didoakan orang shalih yang masih hidup. Dan dalam hal ini, Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam memiliki keistimewaan berupa doa-doanya
yang mustajab dan dikabulkan oleh Allah.
Wanita itu berkata, “Aku
menderita penyakit ayan dan auratku tersingkap (saat penyakitku
kambuh). Doakanlah untukku agar Allah Menyembuhkannya.”
Saudariku,
penyakit ayan bukanlah penyakit yang ringan. Terlebih penyakit itu
diderita oleh seorang wanita. Betapa besar rasa malu yang sering
ditanggung para penderita penyakit ayan karena banyak anggota masyarakat
yang masih menganggap penyakit ini sebagai penyakit yang menjijikkan.
Tapi,
lihatlah perkataannya. Apakah engkau lihat satu kata saja yang
menunjukkan bahwa ia benci terhadap takdir yang menimpanya? Apakah ia
mengeluhkan betapa menderitanya ia? Betapa malunya ia karena menderita
penyakit ayan? Tidak, bukan itu yang ia keluhkan. Justru ia mengeluhkan
auratnya yang tersingkap saat penyakitnya kambuh…!!!
Subhanallah.
Ia
adalah seorang wanita yang sangat khawatir bila auratnya tersingkap. Ia
tahu betul akan kewajiban seorang wanita menutup auratnya dan ia
berusaha melaksanakannya meski dalam keadaan sakit. Inilah salah satu
ciri wanita shalihah, calon penghuni surga. Yaitu mempunyai sifat malu
dan senantiasa berusaha menjaga kehormatannya dengan menutup auratnya.
Bagaimana dengan WANITA ZAMAN SEKARANG yang di saat sehat pun dengan rela hati membuka auratnya???
Saudariku,
dalam hadits di atas terdapat pula dalil atas keutamaan sabar. Dan
kesabaran merupakan salah satu sebab seseorang masuk ke dalam surga.
Nabi saw berkata, “Jika engkau mau, engkau bersabar dan bagimu surga,
dan jika engkau mau, aku akan mendoakanmu agar Allah Menyembuhkanmu.”
Wanita itu menjawab, “Aku pilih bersabar.”
Wanita itu lebih
memilih bersabar walaupun harus menderita penyakit ayan agar bisa
menjadi penghuni surga. Salah satu ciri wanita shalihah yang ditunjukkan
oleh wanita itu lagi, bersabar menghadapi cobaan dengan kesabaran yang
baik.
Saudariku, terkadang seorang hamba tidak mampu mencapai
kedudukan kedudukan mulia di sisi Allah dengan seluruh amalan
perbuatannya. Maka, Allah akan terus memberikan cobaan kepada hamba
tersebut dengan suatu hal yang tidak disukainya. Kemudian Allah Memberi
kesabaran kepadanya untuk menghadapi cobaan tersebut. Sehingga, dengan
kesabarannya dalam menghadapi cobaan, sang hamba mencapai kedudukan
mulia yang sebelumnya ia tidak dapat mencapainya dengan amalannya.
Sebagaimana
sabda Rasulullah, “Jika datang suatu kedudukan mulia dari Allah untuk
seorang hamba yang mana ia belum mencapainya dengan amalannya, maka
Allah akan memberinya musibah pada tubuhnya atau hartanya atau anaknya,
lalu Allah akan menyabarkannya hingga mencapai kedudukan mulia yang
datang kepadanya.” (HR. Imam Ahmad no.2599).
Maka, saat cobaan
menimpa, berusahalah untuk bersabar. Kita berharap, dengan kesabaran
kita dalam menghadapi cobaan Allah akan Mengampuni dosa-dosa kita dan
mengangkat kita ke kedudukan mulia di sisi-Nya.
Lalu wanita itu
melanjutkan perkataannya, “Tatkala penyakit ayan menimpaku, auratku
terbuka, doakanlah agar auratku tidak tersingkap.” Maka Rasulullah pun
berdoa kepada Allah agar auratnya tidak tersingkap. Wanita itu tetap
menderita ayan akan tetapi auratnya tidak tersingkap.
Wahai
saudariku, seorang wanita yang ingatannya sedang dalam keadaan tidak
sadar, kemudian auratnya tak sengaja terbuka, maka tak ada dosa baginya.
Karena hal ini di luar kemampuannya. Akan tetapi, lihatlah wanita
tersebut. Bahkan di saat sakitnya, ia ingin auratnya tetap tertutup. Di
saat ia sedang tak sadar disebabkan penyakitnya, ia ingin kehormatannya
sebagai muslimah tetap terjaga.
Lalu Bagaimana dengan WANITA
ZAMAN sekarang yang secara sadar justru membuka auratnya dan sama sekali
tak merasa malu bila ada lelaki yang melihatnya? Maka, masihkah tersisa
kehormatannya sebagai seorang muslimah?
Saudariku, semoga kita bisa belajar dan mengambil manfaat dari wanita penghuni surga tersebut. Wallahu Ta’ala a’lam...
Sabtu, 03 November 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar