Terimakasih untuk semangatnya.
Terimakasih untuk kerjasamanya.
Terimakasih untuk kerja kerasnya.
Terimakasih untuk kebahagiaannya.
Terimakasih anak-anak hebat, generasi penerus.
Pembelajaran yang berbasis Project.
Mudah-mudah-mudah, mudah-mudah-susah, mudah-susah-mudah, mudah-susah-susah, susah-susah-mudah, susah-mudah-susah, atau susah-susah-susah.
Entahlah, pilihan mana yang tepat untuk mengungkapkannya.
Project yang dikerjakan anak, terlihat sangat susah bagi mereka.
Mencari masalahnya, mencari solusinya, mulai memikirkan proses pengerjaannya, melakukan pengerjaannya, sampai dengan merasakan proses gagal, menyesal, dan hampir menyerah.
Project, bukan soal berhasil atau gagalnya.
Disetiap proses pembuatannya, mereka sudah mendapatkan pembelajaran.
Kenapa bisa gagal, kenapa bisa berhasil, kenapa bisa seperti ini, kenapa bisa seperti itu.
Kegagalan dalam sebuah proses pembelajaran merupakan hal yang sangat wajar, yang tidak wajar jika mereka gagal dan tidak mau mencoba lagi, bisa jadi gurunya yang gagal mendidik anaknya.
Kalian menjelaskan dengan kritis, menjelaskan detail pengerjaan, sampai dengan gagal, evaluasi, coba lagi, gagal, evaluasi, coba lagi, sampai dengan berhasil.
Setiap pertanyaan yang kalian lontarkan, nyatanya kalian sendirilah yang mampu menjawab pertanyaan itu, bukan Guru.
Itulah, titik keberhasilan kalian dalam pengerjaan project. Kalian menikmati setiap prosesnya.
#Sedikit cerita dari seorang Bidan yang sekarang beralih menjadi Guru Sekolah Alam Indonesia...
0 komentar:
Posting Komentar