Minggu, 25 Januari 2015

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL NORMAL

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Antenatal Care adalah suatu program yang terencana berupa observasi, edukasi dan penanganan medik pada ibu hamil, untuk memperoleh suatu proses kehamilan dan persalinan yang aman dan memuaskan. Tujuan antenatal yaitu untuk menjaga agar ibu sehat selama masa kehamilan, persalinan dan nifas serta mengusahakan bayi yang dilahirkan sehat, memantau kemungkinan adanya risiko-risiko kehamilan, dan merencanakan penatalaksanaan yang optimal terhadap kehamilan risiko tinggi serta menurunkan morbiditas dan mortalitas ibu dan perinatal.
Bidan telah diakui sebagai tenaga professional yang bertanggung-jawab, yang bekerja sebagai mitra perempuan untuk memberikan dukungan, asuhan dan nasehat selama masa hamil, masa persalinan dan masa nifas, memimpin persalinan atas tanggung jawab sendiri dan memberikan asuhan kepada bayi baru lahir, dan bayi. Asuhan ini mencakup upaya pencegahan, promosi persalinan normal, deteksi komplikasi pada ibu dan anak, dan akses bantuan medis atau bantuan lain yang sesuai, serta melaksanakan tindakan kegawat-daruratan.
Bidan mempunyai tugas penting dalam konseling dan pendidikan kesehatan, tidak hanya kepada perempuan, tetapi juga kepada keluarga dan masyarakat. Kegiatan ini harus mencakup pendidikan antenatal dan persiapan menjadi orang tua serta dapat meluas pada kesehatan perempuan, kesehatan seksual atau kesehatan reproduksi dan asuhan anak.
Bidan mempunyai perilaku-perilaku profesional antara lain :
·         Berpegang teguh pada filosofi, etika profesi dan aspek legal.
·         Bertanggung jawab dan mempertanggung jawabkan keputusan klinis yang dibuatnya.
·         Senantiasa mengikuti perkembangan pengetahuan dan keterampilan mutakhir.
·         Menggunakan cara pencegahan universal untuk penyakit, penularan dan strategis dan pengendalian infeksi.
·         Melakukan konsultasi dan rujukan yang tepat dalam memberikan asuhan kebidanan.
·         Menghargai budaya setempat sehubungan dengan praktik kesehatan, kehamilan, kelahiran, periode pasca persalinan, bayi baru lahir dan anak.
·         Menggunakan model kemitraan dalam bekerja sama dengan kaum wanita/ibu agar mereka dapat menentukan pilihan yang telah diinformasikan tentang semua aspek asuhan, meminta persetujuan secara tertulis supaya mereka bertanggung jawab atas kesehatannya sendiri.
·         Menggunakan keterampilan mendengar dan memfasilitasi.
·         Bekerjasama dengan petugas kesehatan lain untuk meningkatkan pelayanan kesehatan kepada ibu dan keluarga.
·         Advokasi terhadap pilihan ibu dalam tatanan pelayanan.
B.     Tujuan
a)      Tujuan Umum
Sesuai dengan latar belakang di atas maka penulisan makalah ini bertujuan untuk menambah ilmu pengetahuan kepada pembaca terutama tentang Asuhan Pada Antenatal Care
b)     Tujuan Khusus
·         Untuk mengetahui pengertian dari ANC .
·         Untuk mengetahui tujuan dari ANC .
·         Untuk mengetahui jadwal kunjungan ANC .
·         Untuk mengetahui kriteria keteraturan ANC .
·         Untuk mengetahui pelayanan ANC .
·         Untuk mengetahui dampak pada ibu hamil yang tidak ANC .
·         Untuk mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan .
C.    Manfaat
a)      Bagi petugas kesehatan
Bagi petugas kesehatan menjadi bahan masukan untuk meningkatkan pelayanan bagi ibu hamil di trimester III
b)     Bagi mahasiswa/penulis
Bagi penulis, praktek lapang ini merupakan pengalaman berharga untuk mempraktekkan apa yang sudah dipelajari secara teori dan juga menambah wawasan dan mengembangkan diri dalam memberikan asuhan kebidanan kepada ibu hamil trimester III.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A.    PENGERTIAN ANC
Kunjungan ibu hamil dengan tenaga kesehatan untuk mendapatkan pelayanan ANC sesuai standar yang ditetapkan. Istilah kunjungan disini tidak hanya mengandung arti bahwa ibu hamil yang berkunjung ke fasilitas pelayanan, tetapi adalah setiap kontak tenaga kesehatan baik diposyandu, pondok bersalin desa, kunjungan rumah dengan ibu hamil tidak memberikan pelayanan ANC sesuai dengan standar dapat dianggap sebagai kunjungan ibu hamil (Depkes RI, 2008).
B.     TUJUAN ANC
·         Tujuan umum
Tujuan dari ANC adalah sebagai berikut :
§  Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang janin.
§  Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, maternal dan sosial ibu dan bayi.
§  Mengenal secara dini adanya komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakti secara umum, kebidanan dan pembedahan.
§  Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
§  Mempesiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI Eksklusif.
§  Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal.
§  Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal.
Menurut Depkes RI (1994) tujuan ANC adalah :
Untuk menjaga agar ibu hamil dapat melalui masa kehamilannya, persalinan dan nifas dengan baik dan selamat, serta menghasilkan bayi yang sehat.
Menurut Rustam Muchtar (1998) tujuan ANC adalah :
Tujuan umum adalah menyiapkan seoptimal mungkin fisik dan mental ibu dan anak selama dalam kehamilan, persalinan, dan nifas, sehingga didapatkan ibu dan anak yang sehat.
Menurut Hanifa Wiknjosastro (1999) tujuan ANC adalah :
Menyiapkan wanita hamil sebaik-baiknya fisik dan mental serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan, dan masa nifas, sehingga keadaan mereka pada post partum sehat dan normal, tidak hanya fisik tetapi juga mental.
·         Tujuan khusus
§  Mengenali dan menangani penyulit-penyulit yang mungkin dijumpai dalam kehamilan,persalinan,dan nifas.
§  Mengenali dan mengobati penyulit-penyulit yang mungkin diderita sedini mungkin.
§  Menurunkan angka morbilitas ibu dan anak.
§  Memberikan nasihat-nasihat tentang cara hidup sehari-hari dan keluarga berencana, kehamilan, persalinan, nifas dan laktasi.
Menurut Manuaba (1998) secara khusus pengawasan antenatal bertujuan untuk:
§  Mengenal dan menangani sedini mungkin penyulit yang terdapat saat kehamilan, persalinan, dan nifas.
§  Mengenal dan menangani penyakit yang menyertai hamil, persalinan, kala nifas.
§  Memberikan nasehat dan petunjuk yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, kala nifas, laktasi, dan aspek keluarga berencana.
§  Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal
C.    JADWAL KUNJUNGAN ANC
Menurut Abdul Bari Saifudin, kunjungan antenatal untuk pemantauan dan pengawasan kesejahteraan ibu dan anak minimal empat kali selama kehamilan dalam waktu sebagai berikut : sampai dengan kehamilan trimester pertama (<14 minggu) satu kali kunjungan, dan kehamilan trimester kedua (14-28 minggu) satu kali kunjungan,dan kehamilan trimester ketiga (28-36 minggu dan sesudah minggu ke-36) dua kali kunjungan.
Walaupun demikian, disarankan kepada ibu hamil untuk memeriksakan kehamilannya dengan jadwal sebagai berikut : sampai dengan kehamilan 28 minggu periksa empat minggu sekali, kehamilan 28-36 minggu perlu pemeriksaan dua minggu sekali, kehamilan 36-40 minggu satu minggu sekali (Salmah, 2006).
Sebaiknya tiap wanita hamil segera memeriksakan diri ketika haidnya terlambat sekurang-kurangnya satu bulan. Pemeriksaan dilakukan tiap 4 minggu sampai kehamilan. sesudah itu, pemeriksaan dilakukan tiap 2 minggu, dan sesudah 36 minggu (Sarwono, 1999).
D.    KRITERIA KETERATURAN ANC
Pemeriksaan kehamilan di lakukan berulang-ulang dengan ketentuan sebagai berikut :
Pemeriksaan pertama kali yang ideal adalah sedini mungkin ketika haidnya terlambat satu bulan.
§  Periksa ulang 1 x sebelum sampai kehamilan 7 bulan.
§  Periksa ulang 2 x sebulan sampai kehamilan 9 bulan.
§  Periksa ulang setiap minggu sesudah kehamilan 9 bulan
§  Periksa khusus bila ada keluhan-keluhan.
Berdasarkan keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa, ibu hamil secara ideal melaksanakan perawatan kehamilan maksimal 13 sampai 15 kali. Dan minimal 4 kali, yaitu l kali pada trimester 1, 1 kali pada trimester II dan 2 kali pada trimister III. Namun jika terdapat kelainan dalam kehamilannya, maka frekuensi pemeriksaan di sesuaikan menurut kebutuhan masing- masing. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dikatakan teratur jika ibu hamil melakukan pemeriksaan kehamilan ≥4 kali kunjungan, kurang teratur : pemeriksaan kehamilan 2-3 kali kunjungan dan tidak teratur jika ibu hamil hanya melakukan pemeriksaan kehamilan < 2 kali kunjungan (WHO, 2006).
E.     PELAYANAN ANC
Setiap kehamilan dapat berkembang menjadi masalah atau komplikasi setiap saat. Itu sebabnya mengapa ibu hamil memerlukan pemantauan selama kehamilannya (Saifudin,2006).
Bidan harus dapat mengenali perubahan yang mungkin terjadi, sehingga kelainan yang ada dapat dikenali lebih dini. Ibu diberi tahu tentang kehamilannya, perencanaan tempat bersalin, juga perawatan bayi dan menyusui (Mansjoer, 2005).
Penatalaksanaan ibu hamil secara keseluruhan meliputi komponen-komponen (Saifudin,2006) sebagai berikut:
1.      Informasi yang dapat diberikan
§  Kegiatan fisik dapat dilakukan dalam batas normal.
§  Kebersihan pribadi khususnya daerah genitalia harus lebih dijaga karena selama kehamilan terjadi peningkatan sekret vagina.
§  Pemilihan makanan sebaiknya yang bergizi dan tinggi serat.
§  Pemakian obat harus dikonsultasikan dahulu dengan dokter atau tenaga medis lainnya.
§  Wanita perokok atau peminum alkohol harus menghentikan kebiasaannya. Suami perlu diberi pengertian tentang keadaan istrinya yang sedang hamil.
2.      Anamnesis
Pada wanita dengan haid terlambat dan diduga hamil. Ditanyakan hari pertama haid terakhir (HPHT). Taksiran partus dapat ditentukan bila HPHT diketahui dan siklus haidnya teratur + 28 hari dengan menggunakan rumus Naegele.
Bila ibu lupa HPHT, tanyakan tentang hal lain seperti gerakan janin. Untuk primigravida gerakan janin terasa pada kehamilan 18 minggu, sedangkan multigravida 16 minggu. Nausea biasanya hilang pada kehamilannya 12-14 mingggu.
Tanyakan riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas sebelumnya serta berat bayi yang pernah dilahirkan. Demikian pula riwayat penyakit yang pernah diderita seperti penyakit jantung, paru, ginjal, diabetes melitus. Selain itu ditanyakan riwayat menstruasi, kesehatan, keluarga, sosial, obstetri, kontrasepsi, dan faktor risiko yang mungkin ada pada ibu.
3.      Pemeriksaan umum
Pada ibu hamil yang datang pertama kali lakukan penilaian keadaan umum, status gizi dan tanda vital. Pada mata dinilai ada tidaknya konjungtiva pucat, sklera ikterik, edema kelopak mata, dan kloasma gravidarum. Periksa gigi untuk melihat adanya infeksi lokal. Periksa pula jantung, paru, mammae, abdomen, anggota gerak secara lengkap.
4.      Pemeriksaan Obstetri
Terdiri dari pemeriksaan luar dan pemeriksaan dalam. Sebelum pemeriksaan kosongkan kandung kemih. Kemudian ibu diminta berbaring terlentang dan pemeriksaan dilakukan di sisi kanan ibu.
5.      Pemeriksaan luar
Lihat apakah uterus berkontraksi atau tidak. Bila berkontraksi, harus ditunggu sampai dinding perut lemas agar dapat diperiksa dengan teliti. Agar tidak terjadi kontraksi dinding perut akibat perbedaan suhu dengan tangan pemeriksa, sebelum palpasi kedua tangan pemeriksa digosokkan dahulu.
Cara pemeriksaan yang umum digunakan cara Leopold yang dibagi dalam 4 tahap. Pada pemeriksaan Leopold I, II, dan III pemeriksa menghadap ke arah muka ibu, sedangkan pada Leopold IV ke arah kaki. Pemeriksaan Leopold I untuk menentukan tinggi fundus uteri, sehingga usia kehamilan dapat diketahui. Selain secara anatomi, tinggi fundus uteri dapat ditentukan dengan pita pengukur. Bandingkan usia kehamilan yang didapat dengan hari pertama haid terakhir. Selain itu, tentukan pula bagian janin pada fundus uteri: Kepala teraba sebagai benda keras dan bulat, sedangkan bokong lunak dan tidak bulat.
Dengan pemeriksaan Leopold II ditentukan batas samping uterus dan posisi punggung pada bayi letak memanjang. Pada letak lintang ditentukan kepala. Pemeriksaan Leopold III menentukan bagian janin yang berada di bawah.
Leopold IV selain menentukan bagian janin yang berada di bawah, juga bagian kepala yang telah masuk pintu atas panggul (PAP). Bila kepala belum masuk PAP teraba balotemen kepala.
Dengarkan DJJ pada daerah punggung janin dengan stetoskop monoaural atau doppler. Dengan stetoskop monoaural BJJ terdengar pada kehamilan 18-20 minggu, sedangkan dengan Doppler terdengar pada kehamilan 12 minggu.
Dari pemeriksaan luar diperoleh data berupa usia kehamilan, letak janin, persentase janin, kondisi janin, serta taksiran berat janin.
Taksiran berat janin ditentukan berdasarkan rumus Johnson Toshack. Perhitungan penting sebagai pertimbangan memutuskan rencana persalinan pervaginam secara spontan. Rumus tersebut:
Taksiran Berat Janin (TBJ) = (Tinggi fundus uteri (dalam cm) – N) X 155.
N = 13 bila kepala belum melewati PAP
N = 12 bila kepala masih berada di atas spina iskiadika
N = 11 bila kepala masih berada di bawah spina iskiadika.
6.      Pemeriksaan dalam
Siapkan ibu dalam posisi-litotomi lalu bersihkan daerah vulva dan perineum dengan larutan antiseptik. Inspeksi vulva dan vagina apakah terdapat luka, varises, radang, atau tumor. Selanjutnya lakukan pemeriksaan inspekulo. Lihat ukuran dan warna porsio, dinding, dan sekret vagina. Lakukan pemeriksaan colok vagina dengan memasukan telunjuk dan jari tengah. Raba adanya tumor atau pembesaran kelenjar di liang vagina. Periksa adanya massa di adneksa dan parametrium. Perhatikan letak, bentuk, dan ukuran uterus serta periksa konsistensi, arah, panjang, porsio, dan pembukaan servik. Pemeriksaan dalam ini harus dilakukan dengan cara palpasi bimanual.
Ukuran uterus wanita yang tidak hamil kira-kira sebesar telur ayam. Pada kehamilan 8 minggu sebesar telur bebek, 12 minggu sebesar telur angsa, dan 16 minggu sebesar kepala bayi atau tinju orang dewasa.
7.      Pemeriksaan panggul
Lakukan penilaian akomodasi panggul bila usia kehamilan 36 minggu karena jaringan dalam rongga panggul lebih lunak, sehingga tidak menimbulkan rasa sakit. Masukkan telunjuk dan jari tengah ke dalam liang vagina. Arahkan ujung kedua jari ke promontorium, coba untuk merabanya. Bila teraba, tentukan panjang konjugata diagonalis. Dengan ujung jari menelusuri linea inominata kiri dan kanan sejauh mungkin, tentukan bagian yang teraba. Raba lengkung sakrum dan tentukan apakah spina iskiadika kiri dan kanan menonjol ke dalam. Raba dinding pelvik, apakah luruh atau konvergen ke bawah dan tentukan panjang distansia interspinarum. Arahkan bagian palmar jari-jari tangan ke dalam simfisis dan tentukan besar sudut yang dibentuk antara os pubis kiri dan kanan.
8.      Pemeriksaan laboratorium
Pada kunjungan pertama diperiksa kadar hemoglobin darah, hematokrit, dan hitung leukosit. Dari urin diperiksa beta-hCG, protein, dan glukosa.
F.     DAMPAK IBU HAMIL TIDAK ANC
·         Meningkatnya angka mortalitas dan morbilitas ibu
·         Tidak terdeteksinya kelainan-kelainan kehamilan
·         Kelainan fisik yang terjadi pada saat persalinan tidak dapat dideteksi secara dini.
G.    FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONTAK IBU HAMIL DENGAN TENAGA KESEHATAN (K1)
1.      Faktor internal
a.       Paritas
Ibu yang pernah melahirkan mempunyai pengalaman tentang ANC, sehingga dari pengalaman yang terdahulu kembali dilakukan untuk menjaga kesehatan kehamilannya.
b.      Usia
Semakin cukup umur, tingkat kematangan seseorang akan lebih di percaya daripada orang yang belum cukup tinggi kedewasaanya, jika kematangan usia seseorang cukup tinggi maka pola berfikir seseorang akan lebih dewasa. Ibu yang mempunyai usia produktif akan lebih berpikir secara rasional dan matang tentang pentingnya melakukan pemeriksaan kehamilan.
2.      Faktor eksternal
a.       Pengetahuan
Ketidakmengertian ibu dan keluarga terhadap pentingnya pemeriksaan kehamilan berdampak pada ibu hamil tidak memeriksakan kehamilannya pada petugas kesehatan.
b.      Sikap
Respon ibu hamil tentang pemeriksaan kehamilan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keteraturatan ANC. Adanya sikap lebih baik tentang ANC ini mencerminkan kepedulian ibu hamil terhadap kesehatan dirinya dan janin.
c.       Ekonomi
Tingkat ekonomi akan berpengaruh terhadap kesehatan, keluarga dengan tingkat ekonomi yang rendah tidak mampu untuk menyediakan dana bagi pemeriksaan kehamilan, masalah yang timbul pada keluarga dengan tingkat ekonomi rendah, yaitu ibu hamil akan kekurangan energi dan protein (KEK). Hal ini disebabkan tidak mampunya keluarga untuk menyediakan kebutuhan energi dan protein yang dibutuhkan ibu selama kehamilan.
d.      Sosial budaya
Keadaan lingkungan keluarga yang tidak mendukung akan mempengaruhi ibu dalam memeriksakan kehamilannya. Perilaku keluarga yang tidak mengijinkan seorang wanita meninggalkan rumah untuk memeriksakan kehamilannya merupakan budaya yang menghambat keteraturan kunjungan ibu hamil memeriksakan kehamilannya. Perubahan sosial budaya terdiri dari nilai-nilai kebudayaan, norma, kebiasaan, kelembagaan, dan hukum adat yang lazim dilakukan di suatu daerah. Apabila adat ini tidak dilaksanakan akan terjadi kerancuan yang menimbulkan sanksi tak tertulis oleh masyarakat setempat terhadap pelaku yang dianggap menyimpang.
Tatanan budaya mempengaruhi dalam keputusan ibu dalam memeriksakan kehamilan pada tenaga kesehatan.
e.       Geografis
Letak geografis sangat menentukan terhadap pelayanan kesehatan, ditempat yang terpencil ibu hamil sulit memeriksakan kehamilannya, hal ini karena transportasi yang sulit menjangkau sampai tempat terpencil.
f.       Informasi
Informasi adalah keseluruhan makna, dapat diartikan sebagai pemberitahuan seseorang, biasanya dilakukan oleh tenaga kesehatan. Pendekatan ini biasanya digunakan untuk menggugah kesadaran masyarakat terhadap suatu inovasi yang berpengaruh terhadap perilaku, biasanya melalui media massa (Saifudin, A, 2005). Ibu yang pernah mendapatkan informasi tentang antenatal care dari tenaga kesehatan, media massa, maupun media elektronik akan meningkatkan pengetahuan ibu hamil tentang pentingnya melakukan antenatal care, sehingga ibu dapat teratur dalam melakukan kunjungan antenatal care.
g.      Dukungan
Dalam kamus besar bahasa Indonesia yang berarti sokongan dan bantuan, disini dukungan dalam penentuan sikap seseorang berarti bantuan atau sokongan dari orang terdekat untuk melakukan kunjungan ulang.
Dukungan sosial suami yang sangat diharapkan oleh sang istri antara lain suami mendambakan bayi dalam kandungan istri, suami menunjukkan kebahagiaan pada kelahiran bayi, memperhatikan kesehatan istri, mengantar dan memahami istrinya, tidak menyakiti istri, berdo’a untuk keselamatan istri dan suami menunggu ketika istri dalam proses persalinan (Harymawan, 2007).
BAB III
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL NORMAL
Identitas
Nama               : Ny. N / Tn. D
Umur               : 25 tahun / 27 tahun
Alamat                        : lambaet / lambaet
Tanggal           : 8 januari 2013
Pukul               : 20.00 WIB
Subjektif :
Ibu N datang ke BPS Zuraidah bersama suami untuk memeriksa kesehatannya. Ibu mengeluh sudah sebulan tidak mendapatkan haid. Dan ibu juga mengeluh sering mual dan pusing. Ibu mengatakan haid terakhir 25  November 2012.
Objektif :
1.      Tanda-tanda vital        :
§  TTP                             : 1 Agustus 2013
§  Tekanan darah             : 110/70 mmHg
§  Suhu                            : 36,80 ˚C
§  Nadi                            : 80 x/menit
§  Respirasi                      : 24 x/menit
§  TB                               : 154 cm
§  BB                               : 42 kg
2.      Palpasi :
§  Leopold I        : -
§  Leopold II       : -
§  Leopold III     : -
§  Leopold IV     : -
3.      Auskultasi :
§  DJJ      : -
4.      Pemeriksaan lab :
§  Planotest         : positive (+)
Assessment
Ibu G1P0A0, usia kehamilan 4 mg, dan K/U ibu dan janin baik.
Planning
Ø  Memberitahukan kepada ibu hasil pemeriksaan.
Ø  Memberitahukan kepada ibu bahwa ibu sudah hamil 4 mg.
Ø  Memberikan penerangan tentang kehamilan sebagai suatu proses yang fisiologis.
Ø  Memberitahukan kepada ibu bahwa mual/muntah pada kehamilan trimester I adalah normal.
Ø  Menganjurkan ibu untuk hindari bau atau factor penyebab mual.
Ø  Menganjurkan ibu untuk makan biscuit di tempat tidur di pagi hari.
Ø  Menganjurkan ibu untuk makan sedikit tapi sering.
Ø  Memberikan ibu suplemen vitamin B6 dan antasit.
Ø  Menjelaskan kepada ibu tanda-tanda bahaya kehamilan
·         Perdarahan pervaginam
·         Sakit perut yang hebat
·         Sakit kepala yang hebat
·         Bengkak pada tangan dan wajah
·         Ketuban pecah sebelum waktunya
·         Gerakan janin tidak ada atau kurang (minimal 3 kali dalam 1 jam)
Ø  Dan meminta ibu untuk kembali memeriksa kehamilannya jika ibu menemukan keadaan yang demikian.
Ø  Memberikan konseling tentang :
·         Mengatur pola istirahat ± 8 jam/hari
·         Personal hygiene
·         Massage payudara
·         Banyak minum air putih
·         Melakukan olah raga ringan
·         Dan membatasi pekerjaan yang terlalu melelahkan
Ø  Meminta ibu untuk mengulang kembali apa yang telah d sampaikan, untuk meyakinkan bahwa ibu paham dengan apa yang telah di jelaskan.
Ø  Ibu mengerti dengan apa yang telah di sampaikan oleh bidan.
BAB IV
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Antenatal Care adalah suatu program yang terencana berupa observasi, edukasi dan penanganan medik pada ibu hamil, untuk memperoleh suatu proses kehamilan dan persalinan yang aman dan memuaskan. Tujuan antenatal yaitu untuk menjaga agar ibu sehat selama masa kehamilan, persalinan dan nifas serta mengusahakan bayi yang dilahirkan sehat, memantau kemungkinan adanya risiko-risiko kehamilan, dan merencanakan penatalaksanaan yang optimal terhadap kehamilan risiko tinggi serta menurunkan morbiditas dan mortalitas ibu dan perinatal.
B.     Saran
Sebagian besar wanita tidak memiliki permasalahan yang serius saat kehamilan. Dengan memulai trimester III, mereka sudah dapat menerima fakta biologis terhadap kehamilan. Dan untuk mereka harus bisa mengatur waktu untuk kehamilan pada kunjungan pertama dan kedua serta pola kunjungan tersebut perlu dijadwalkan pada keseluruhan trimester III, kunjungan bulanan dan kunjungan tambahan bila perlu. Ibu hamil juga perlu melakukan perawatan sendiri untuk didiskusikan pada saat kehamilan, kebutuhan belajar dan kesiapan persalinan.
DAFTAR PUSTAKA
Ø  BKKBN. 2006. Deteksi Dini Komplikasi Persalinan. Jakarta : BKKBN
Ø  Depkes RI, 2004. Penilaian K I dan K IV. Jakarta : Depkes RI
Ø  Depkes RI. 2007. Perawatan Kehamilan (ANC). http://www.depkes.go.id diakses pada tanggal 15 Maret 2010
Ø  Depkes RI. 2008. Panduan Pelayanan Antenatal. Jakarta : Depkes RI
Ø  Fitramaya, 2008. Asuhan Ibu Hamil. Yogyakarta : Dian Press
Ø  Manuaba. 2008. Ilmu Kebidanan, Kandungan dan KB. Jakarta : EGC
Ø  Rustam. 2005. Sinopsis Obstetri Jilid I. Jakarta : EGC
Ø  Saifudin. 2005. Buku Acuan Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Yogyakarta : Yayasan Bina Pustaka Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Ø  Sakinah. 2005. Antenatal Care. http://www.info-wikipedia.com. Diakses tanggal 25 April 2010
Ø  Verney. 2006. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta. EGC. Hal : 36-39
Ø  WHO. 2006. Pelayanan Kesehatan Maternal. Jakarta : Media Aesclapius Press

0 komentar:

Posting Komentar