Apabila kita disuruh untuk menunjuk diri kita, akan secara otomatis menunjuk dada, tempat hati dan jantung kita bersemayam. Hal ini disebabkan secara naluriah kita merasa hati kitalah hakikat diri kita.
Di pusat tubuh kita, ada sebuah tempat suci yang berbentuk bunga teratai. Dan di dalamnya terdapat sebuah tempat kecil. Surga dan bumi ada di situ ; matahari, bulan, bintang-bintang
Hati kita adalah tempat bersumbernya “sari” kehidupan kita, dan ketika “sari” kehidupan itu tidak mengalir, kita akan merasa tidak bahagia.
Ada tiga kebiasaan yang harus kita pupuk untuk kebahagiaan hati :
1. Berfokuslah pada Rasa Terima Kasih
Rasa terimakasih adalah perkakas pengembang hati yang bersifat alami. Janganlah bersikap seolah-olah rasa terimakasih dan apresiasi adalah barang porselen yang indah, taplak meja yang cantik, yang hanya dikeluarkan pada saat-saat tertentu, milikilah banyak hal dalam hidup dan berfokus kepada rasa untuk berterimakasih karena rasa terimakasih akan mencondongkan hati kearah keceriaan yang akan mendatangkan kebahagiaan.
Setiap orang menghadapi tantangan dan mendapat karunia, namun memfokuskan hati ke karunia akan membuat kita merasa lebih bahagia.
2. Amalkan Pemberian Maaf
Memaafkan adalah bentuk rasa cinta yang tertinggi dan yang terindah, sebagai imbalannya kita akan menerima kedamaian dan kebahagiaan yang tak terhingga.
Kadang, sulit membiarkan cinta membimbing kita pada saat hati kita disakiti oleh orang lain. Tetapi, biarpun luka hati itu kecil atau besar kita tidak akan bisa benar-benar bahagia sebelum mau memberi maaf.
Banyak orang mengira bahwa merasakan perasaan benci, marah dan kesal terhadap seseorang yang menyakiti adalah cara untuk menghukum orang tersebut, padahal JUSTRU SEBALIKNYA !Memendam terus perasaan itu ibarat menelan racun dan mengharapkan racun itu menyakiti orang itu padahal ‘kita’-lah yang justru ‘disakiti’.
Ada lima alasan mengapa seseorang sukar memberikan maaf, karena adanya anggapan :
- Pemberiaan maaf = menyetujui perbuatan salah.
- Pemberian maaf berarti kita harus menerima orang itu kembali ke kehidupan kita.
- Dengan membenci orang itu membuat kita merasa berada diatas angin, memiliki kekuasaan dan kekuatan.
- Jika memaafkan, kita mungkin akan sakit hati lagi.
- Kita ingin menghukum orang yang menzalimi kita.
Padahal hal tersebut tidaklah tepat, karena pemberian maaf adalah hadiah yang kita berikan kepada diri sendiri yang membuat hati kita berhenti menciut.
3. Sebarluaskan Cinta yang Tulus
Disaat hati kita mengalir dalam rasa cinta, secara alami kita merasa lebih bahagia. Kita dapat memulai kembali aliran hati kita dengan mengirimkan kebaikan cinta kepada siapa saja dan kepada setiap orang. Contoh gampang; sekadar mendoakan kesehatan seseorang sudah cukup menghidupkan pompa yang membangkitkan cinta dalam hati. Tindakan ini menciptakan arus cinta dan kebahagiaan yang kuat, sebab hati yang dipenuhi rasa cinta akan selalu diisi dengan cinta yang jumlahnya makin lama makin banyak.
Anda membiarkan cinta membimbing kehidupan anda dengan berfokus pada rasa terimakasih, mengamalkan pemberian maaf dan menyebarkan cinta yang tulus, disaat anda memperkuat TIANG HATI, anda akan merasa lebih damai, penuh kasih sayang dan kebahagiaan.
0 komentar:
Posting Komentar