Saudaraku..
Muadz bin Jabal ra pernah berpesan kepada kita:
Muadz bin Jabal ra pernah berpesan kepada kita:
كَلِّمِ النَّاسَ قَلِيْلاً وَكَلِّمْ رَبَّكَ كَثِيْرًا لَعَلَّ قَلْبَكَ يَرَى اللَّهَ تَعَالَى
“Kurangi pembicaraanmu dengan manusia dan perbanyak berbicara dengan Tuhanmu. (dengan demikian) mudah-mudahan hatimu mengenal Allah swt.”
(Mawa’izh as shahabah, Shalih Ahmad al Syami).
(Mawa’izh as shahabah, Shalih Ahmad al Syami).
Saudaraku..
Kita kuat dan biasa berpuasa sehari penuh; menahan diri dari makan, minum dan memenuhi kebutuhan biologis. Tapi barangkali kita tak akan sanggup berpuasa dalam sehari atau setengah hari saja dalam keadaan terjaga, untuk menahan diri dari tidak berbicara dengan orang-orang di sekitar kita.
- See more at: http://inspirasiislami.com/index.php/2012/09/perbanyak-berbicara-kepada-allah-swt/#sthash.XwO7IZyx.dpuf
Kita kuat dan biasa berpuasa sehari penuh; menahan diri dari makan, minum dan memenuhi kebutuhan biologis. Tapi barangkali kita tak akan sanggup berpuasa dalam sehari atau setengah hari saja dalam keadaan terjaga, untuk menahan diri dari tidak berbicara dengan orang-orang di sekitar kita.
Padahal semakin banyak kita berbicara, maka semakin membuka peluang untuk mengukir kesalahan dan ketergelinciran yang diperbuat oleh lisan kita yang tak bertulang. Pembicaraan yang dilarang, seperti; menggunjing, perkataan dusta, fitnah, curang dan yang senada dengan itu, sudah jelas keharamannya.
Pembicaraan yang mubah, terkadang juga menyeret kita kepada perkataan yang sia-sia, tanpa faedah dan berujung pada kekhilafan.
Saudaraku..
Di kala sepi, jika kita berbicara dengan-Nya, maka hal itu pertanda bahwa kita telah bermunajat dan berdua-duaan dengan-Nya. Itu menjadi amalan rahasia yang dapat mengalirkan cinta-Nya.
Di kala sepi, jika kita berbicara dengan-Nya, maka hal itu pertanda bahwa kita telah bermunajat dan berdua-duaan dengan-Nya. Itu menjadi amalan rahasia yang dapat mengalirkan cinta-Nya.
Namun jika kita di tempat sepi, berbicara dengan orang-orang dekat lewat dunia maya. Terlebih, ia berlainan jenis dengan kita dan ia belum menjadi milik kita dan bukan mahram kita, maka berkhalwat dan berdua-duaan dengannya akan membuka pintu dosa dan maksiat. Minimal zina hati tak mampu kita hindari.
Saudaraku..
Saat kita lemah, sakit, terjepit, terhimpit, galau dan menjerit menahan perihnya cobaan hidup. Saat kita mengadu kepada Allah dan mengakui kelemahan kita. Maka itu pertanda, baik dan tebalnya iman kita.
Saat kita lemah, sakit, terjepit, terhimpit, galau dan menjerit menahan perihnya cobaan hidup. Saat kita mengadu kepada Allah dan mengakui kelemahan kita. Maka itu pertanda, baik dan tebalnya iman kita.
Sebaliknya, saat kondisi kita lemah, dirundung duka dan ambruk, lalu kita banyak mengadu kepada makhluk ciptaan-Nya, maka hal itu perlambang lemah dan dangkalnya keyakinan kita.
Saudaraku..
Saat karunia dan nikmat akrab menyapa kita, lalu kita banyak bercerita kepada orang-orang di sekeliling kita, bisa jadi ada sebagian dari mereka yang iri hati dan cemburu dengan kesuksesan kita. Dan tak jarang, yang mengatakan kita pamer, sombong dan seterusnya.
Saat karunia dan nikmat akrab menyapa kita, lalu kita banyak bercerita kepada orang-orang di sekeliling kita, bisa jadi ada sebagian dari mereka yang iri hati dan cemburu dengan kesuksesan kita. Dan tak jarang, yang mengatakan kita pamer, sombong dan seterusnya.
Tapi, jika kesuksesan yang menyapa kita dan membuat kita semakin dekat dengan-Nya, berbicara dengan-Nya. Itu pertanda selaksa kesyukuran kita gemakan untuk-Nya. Yang dengan semakin mendekatkan kita kepada cinta-Nya.
Saudaraku..
Mari kita mulai dari hari ini untuk mengurangi pembicaraan kita terhadap sesama. Terlebih pembicaraan yang tiada berfaedah. Dan kita membuka pembicaraan hari ini dengan menyebut nama-Nya, berterima kasih atas segala karunia-Nya. Dan memohon petunjuk dan bimbingan-Nya. Agar setiap detik dan waktu yang kita lewati berada dalam cinta dan ridha-Nya. Wallahu a’lam bishawab.
Mari kita mulai dari hari ini untuk mengurangi pembicaraan kita terhadap sesama. Terlebih pembicaraan yang tiada berfaedah. Dan kita membuka pembicaraan hari ini dengan menyebut nama-Nya, berterima kasih atas segala karunia-Nya. Dan memohon petunjuk dan bimbingan-Nya. Agar setiap detik dan waktu yang kita lewati berada dalam cinta dan ridha-Nya. Wallahu a’lam bishawab.
Riyadh, 18 September 2012 M
Sumber:Status Ustadz Abu Ja’far
0 komentar:
Posting Komentar