Saudaraku..
Abdullah bin Amru bin Ash ra pernah berkata:
“Setetes air mata yang jatuh di wajahku lantaran takut kepada Allah, lebih aku sukai daripada sedekah dengan seribu dirham.”
(Mawa’izh as shahabah, Shalih Ahmad al Syami).
Abdullah bin Amru bin Ash ra pernah berkata:
“Setetes air mata yang jatuh di wajahku lantaran takut kepada Allah, lebih aku sukai daripada sedekah dengan seribu dirham.”
(Mawa’izh as shahabah, Shalih Ahmad al Syami).
Saudaraku..
Pernahkah air mata kita menetes membasahi wajah lantaran takut kepada Allah? Lantaran takut siksa-Nya? Lantar
Pernahkah air mata kita menetes membasahi wajah lantaran takut kepada Allah? Lantaran takut siksa-Nya? Lantar
an mengenang dosa-dosa yang pernah kita perbuat dalam hidup ini. Karena kita sadar dengan kekurangan-kekurangan kita dalam menjalankan perintah agama. Karena banyaknya larangan yang belum mampu kita jauhi secara sempurna. Karena begitu mudahnya kita tergelincir dan terperosok di jurang dosa dan kesalahan.Kita memang terkadang menangis, tapi bukan karena takut kepada Allah. Bukan pula karena menghayati ayat-ayat-Nya. Bukan karena takut ancaman dan siksa-Nya di neraka sana. Bukan juga karena merindukan surga dengan segala kenikmatannya.
Saudaraku..
Kadang kita menangis karena gagal dalam membangun usaha. Karena hasil panen kebun karet dan sawit yang jauh dari harapan kita. Lantaran tidak tersedianya bahan makanan untuk esok hari. Di PHK dari perusahaan bonafid. Diberhentikan di tengah jalan dari anggota dewan. Kalah dalam Pilkada padahal seluruh harta benda milik kita telah terkuras habis. Gagal mempersunting gadis tambatan hati. Kepergian orang-orang dekat. Bencana alam yang membawa pergi harta milik kita. Kapal keluarga yang karam tenggelam di laut merah. Gagal mendidik anak keturunan. Hutang yang semakin mencekik leher. Disingkirkan oleh atasan kita, karena ia tak menyukai kita. Dan seterusnya.
Kadang kita menangis karena gagal dalam membangun usaha. Karena hasil panen kebun karet dan sawit yang jauh dari harapan kita. Lantaran tidak tersedianya bahan makanan untuk esok hari. Di PHK dari perusahaan bonafid. Diberhentikan di tengah jalan dari anggota dewan. Kalah dalam Pilkada padahal seluruh harta benda milik kita telah terkuras habis. Gagal mempersunting gadis tambatan hati. Kepergian orang-orang dekat. Bencana alam yang membawa pergi harta milik kita. Kapal keluarga yang karam tenggelam di laut merah. Gagal mendidik anak keturunan. Hutang yang semakin mencekik leher. Disingkirkan oleh atasan kita, karena ia tak menyukai kita. Dan seterusnya.
Jika karena hal tersebut di atas yang membuat kita meneteskan air mata. Itu artinya kita memiliki kepribadian yang lemah, rapuh dan ringkih. Kita bermental anak-anak walaupun usia kita sudah mulai merambat senja. Manja dan cengeng dalam menjalani hidup. Kerdil di mata manusia dan hina dalam pandangan Allah swt.
Saudaraku..
Menangis karena takut akan siksa-Nya, di tengah malam atau di penghujungnya. Sewaktu manusia terlelap di alam mimpi. Ketika kita jauh dari penglihatan manusia. Itulah amalan rahasia antara kita dengan Rabb pencipta kita.
Menangis karena takut akan siksa-Nya, di tengah malam atau di penghujungnya. Sewaktu manusia terlelap di alam mimpi. Ketika kita jauh dari penglihatan manusia. Itulah amalan rahasia antara kita dengan Rabb pencipta kita.
Itulah tetesan air mata pertanda ketulusan kita dalam mendaki puncak ubudiyah. Sebagai bukti kesungguhan kita dalam meraih surga-Nya dan takut terhadap siksa-Nya. Itulah air mata yang akan menyelamatkan kita di sana. Air mata yang mengalir dari keinsafan kita.
Itulah air mata yang lebih baik dari sedekah seberapa pun jumlah harta yang kita sedekahkan. Karena sedekah, adalah suatu amalan yang berhubungan dengan orang lain. Berbeda dengan air mata yang mengalir di tengah malam. Hanya Dia yang melihatnya. Karena Dia air mata ini tercipta.
Saudaraku..
Air mata ini akan terhenti mengalir. Atau bahkan tak akan menetes sama sekali. Lantaran dosa dan maksiat yang telah mengelapkan hati kita. Ketika hati telah menjadi gelap, maka darimana air mata akan membasahi wajah kita. Padahal Rasulullah saw pernah menjamin:
Air mata ini akan terhenti mengalir. Atau bahkan tak akan menetes sama sekali. Lantaran dosa dan maksiat yang telah mengelapkan hati kita. Ketika hati telah menjadi gelap, maka darimana air mata akan membasahi wajah kita. Padahal Rasulullah saw pernah menjamin:
“Mata yang menangis di tengah keheningan malam karena takut kepada Allah, tidak akan tersentuh api neraka.” Hadits hasan riwayat Tirmidzi.
Ya Rabbana, karuniakanlah kepada kami tetesan air mata yang akan menjauhkan kami dari sentuhan api neraka-Mu. Air mata yang bersimbah lanataran takut akan siksa-Mu.” Amien. Wallahu a’lam bishawab.
Sumber:Status Ustadz Abu Ja’far
- See more at: http://inspirasiislami.com/index.php/2012/12/air-mata-yang-menetes-karena-takut-kepada-allah/#sthash.Ezr03rkr.dpuf
0 komentar:
Posting Komentar