Senin, 01 April 2013

TASBIH IMAM AL-GHAZALI


“Mahasuci Allah, Dzat yang tidak memberi makhluk-Nya cara lain untuk mengetahui diri-Nya kecuali
dengan cara keterbatasan. Sungguh mengherankan orang yang mengingkari kemungkinan manusia
mencintai Allah secara hakiki, bukan sekadar kiasan.

Apakah mereka mengingkari bahwa sifat-sifat
Allah termasuk sifat-sifat yang indah dan mulia? Sifat-sifat yang baik dan sempurna? Apakah
mereka mengingkari bahwa Allah bersifat indah seperti itu? Apakah dia mengingkari bahwa manusia
yang mengenal nilai kesempurnaan, keindahan, kecemerlangan dan keagungan, secara naluriah pasti
akan mencintai-Nya?

Mahasuci Allah, Dzat yang tidak menimbulkan semangat utuk mengungkap keindahan dan
kesempurnaan-Nya bagi orang-orang yang buta mata hatinya. Semangat itu hanya muncul pada
mereka yang sudah menangkap bias keindahan-Nya. Mereka yang dijauhkan dari api ketertutupan.

Mahasuci Allah, Dzat yang membiarka orang-orang yang merugi itu terombang-ambing dalam
kebutaan kelam, berputar-putar di padang indrawi, dan terkoyak oleh nafsu kebinatangan.

Allah SWT berfirman, “Mereka mengetahui sisi lahir dari kehidupan dunia saja dan melupakan
akhirat,” (QS Ar-Rum [30]: 7) Allah juga berfirman, “Segala puji bagi Allah, tetapi kebanyakan mereka
tidak mengetahui,” (QS Az-Zumar [39]: 29)

---Kitab Mahabbah karya Imam Al-Ghazali

0 komentar:

Posting Komentar