Senin, 01 April 2013
Empat Kategori Orang Saleh dan Empat Kategori Kebalikannya
Al-Fushul al-Ilmiyyah wa al-Ushul al-Hukmiyyah, Sayyid Al-Imam Abdullah Al-Hadad.ra
Manusia di dunia ini dapat dibagi atas empat kategori. Kebaikan dan kelurusan dunia bergantung pada kebaikan dan kelurusan sikap mereka pula.
Pertama, seorang ‘abid (ahli ibadah) yang mustaqim1, zahid2, menunjukkan perhatian sepenuhnya kepada Allah, ‘arif billah3 secara sempuma, dan memiliki kesadaran yang tajam dalam keberagamaan.
Kedua, seorang ulama yang memiliki pengetahuan mendalam tentang agama, berpegang teguh pada Al-Quran dan Sunnah, menerapkan serta mengamalkan ilmunya, mengajari dan menasihati manusia, memerintahkan yang makruf dan mencegah yang mungkar, tidak bersifat plin-plan dalam urusan agama, dan tidak peduli pada kecaman siapa pun dalam membela ketetapan-ketetapan Allah Swt.
Ketiga, seorang penguasa yang adil, jujur, baik perilakunya, bersih jiwanya, dan lurus politiknya.
Keempat, seorang hartawan yang saleh, memiliki kekayaan yang besar dan bersih, membelanjakannya dalam amal-amal kebajikan, menggunakannya untuk menyantuni kaum lemah dan fakir miskin, dan memenuhi kebutuhan orang-orang yang dalam keadaan kesulitan. Ia tidak menyimpan dan mengumpulkan hartanya itu kecuali untuk tujuan-tujuan tersebut serta berbagai kebajikan dan santunan yang sejalan dengan itu.
Selain itu, di samping kategori manusia di atas, ada pula orang-orang yang tampaknya serupa dengan mereka dalam keadaan lahiriahnya, tetapi tidak sesuai dengan hakikat sebenarnya. Maka, di samping si 'abid yang mustaqim, ada orang yang berlagak seperti seorang shufi4 yang mencampuradukkan dan mencurigakan. Di samping ulama yang mengamalkan ilmunya dengan jujur, ada ulama yang durjana dan munafik. Di samping penguasa yang adil dan bijak, ada penguasa tiran yang selalu menyimpang dan kebenaran dan tak becus memimpin dan memerintah. Di samping hartawan yang saleh, ada hartawan zalim, yang mengumpulkan kekayaan dengan cara yang tidak halal, mengelak dan kewajibannya, serta membelanjakannya dalam hal-hal yang tidak sepatutnya.
Orang-orang jahat seperti itu menyebabkan kerusakan dan keguncangan kehidupan dunia, kekacauan ihwal manusia, dan penyimpangan mereka dan arah yang benar. Namun, semuanya kembali kepada Allah SWT jua. Di tangan-Nyalah segala kerajaan. Mahasuci Dia, Yang Maha Esa lagi Berkuasa, Raja Yang Maha Pemberi, Yang mewujudkan segala sebab atas perkenan-Nya. Demi kehendak-Nya, tiada tuhan kecuali Dia, dan kepada-Nyalah segala sesuatu akan kembali.
Wa min Allah at taufiq hidayah wal inayah, wa bi hurmati Habib wa bi hurmati fatihah!!
Keterangan:
1. Mustaqim; lurus dan lapang. Orang yang ber-istiqomah, yakni senantiasa bersikap lurus sesuai dalam agama.
2. Zahid; orang yang berzuhud, yang meninggalkan kecenderungan kesenangan duniawi yang bersifat sementara (fana’-semu).
3. ‘arifbillah; orang bijak yang memperoleh makrifat , yakni pengetahuan mendalam tentang Allah SWT dan alam semesta, atas perkenan Allah Swt dan sebagai anugerah khusus dari-Nya.
4. Shufi; ahli tasawuf, yakni ilmu yang mencari kebenaran hakiki dan pendekatan diri kepada Allah Swt dengan berbagai amalan, iabdah, zikir, renungan dsb.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar