Senin, 01 April 2013
DIDIKAN GURU TERHADAP MURIDNYA
Pada suatu zaman ada
seorang murid yang taat kepada gurunya, setelah ia belajar lama ia pun kembali
ke kampung asalnya, tahun demi tahun ia lalui yang akhirnya beliau menjadi
seorang yang alim yang terkenal di kampung itu dan di juluki “Syekh
Maulana Kendi”. Kenapa beliau di juluki Maulana Kendi?, karena beliau tidak
lepas dengan kendi tersebut untuk mengambil air wudhu dan untuk beliau minum
airnya, ketaatan ibadahnya sehingga beliau tidak memiliki harta apapaun,
kecuali gubuk kecil yang beliau tempati bersama seorang muridnya yang beliau
sayangi. Ketaatan dan ketaqwaannya menjadikan contoh untuk muridnya yang selalu
mendampinginya sehingga muridnya pun menjunjung tinggi ahlak dan kebesaran
ilmunya.
Pada suatu saat Syekh
Kendi menceritakan tentang gurunya yang berada di negeri seberang dan akhirnya
menyuruh muridnya untuk menemuinya, keesokan harinya sang murid berangkat
kenegeri seberang dan sampailah didepan gerbang guru besar Syekh Kendi, maka
murid Syekh Kendi bertanya : “Apakah ini rumah guru besar Syekh Kendi?”, rumah
yang bagaikan istana yang luas, penjaga yang begitu banyak membuat keraguan
murid Syekh Kendi, seraya dihati berkata : “Guruku Syekh Kendi miskin tak punya
apa-apa sedangkan guru besarnya seperti ini”. Bertambah keanehannya di kala
melihat didalam istananya bangku-bangku emas dan mahkota emas dan begitu
gemerlapan emas yang ada di dalam rumahnya.
Dan akhirnya berjumpalah
murid Syekh Kendi dengan guru besarnya yang bernama Syekh Sulaiman (Guru dari
Syekh Kendi), tiba-tiba beliau berkata : “Apakah engkau murid Syekh Kendi murid
dari pada kesayanganku?” benar wahai guru besar (Guru Sulaiman), beri kabar
kepada muridku agar dia lebih zuhud lagi didunia dan salamkan ini kepadanya,
kebingungan bertambah, guruku yang miskin di suruh tambah miskin lagi menurut
kata hatinya, dan pertanyaan ini membuat bingung dan akhirnya keesokan harinya
dia pulang menuju rumah Syekh Kendi gurunya dan membawa pertanyaan yang
membingungkan, setibanya dia dirumah Syekh Kendi dengan gembira Syekh Kendi
menyambut kedatangannya seraya bertanya : “Apa kabar yang kau bawa dari guruku
tercinta?” muridnya menceritakan : “Wahai guruku aku diberi kabar agar engkau
lebih zuhud lagi hidup didunia.”, tiba-tiba Syekh Kendi menangis, menangis dan
menangis lalu mengambil kendinya dan memecahkannya seraya berkata : “Benar
guruku, benar guruku”.
Ketahuilah wahai muridku kemewahan dan keindahan Syekh
Sulaiman guruku tak sedikitpun masuk kedalam hatinya, sedangkan aku selalu
mencari-cari kendiku dan aku takut kehilangannya, ini yang menyebabkan aku
kurang zuhud kepada Allah SWT, karena masih ada dihatiku dunia
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar